OPINI
IPM RENDAH, KEMISKINAN BELUM TENTU TINGGI
IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dan
Kemiskinan adalah dua hal penting yang tak dapat dipisahkan dalam mengukur
keberhasilan pembangunan disuatu daerah. Berbagai macam cara dilakukan agar IPM
tinggi sehingga angka kemiskinan akan rendah. Jika IPM tinggi dan kemiskinan
rendah maka dapat dikatakan bahwa daerah tersebut pasti berhasil dalam
pembangunan. Akan tetapi faktanya berbeda IPM yang rendah, kemiskinan belum
tentu tinggi, why ?
IPM merupakan indikator penting untuk
mengukur keberhasilan dalam membangun kualitas hidup masyarakat. IPM dihitung
berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan (Angka Harapan Hidup), indeks
pendidikan (Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah), dan indeks pengeluaran
(Pengeluaran Perkapita disesuaikan). Semakin sehat dan umur panjang hidup
seseorang, pendidikan semakin tinggi, dan pengeluaran perkapita semakin besar
maka IPM suatu daerah pasti juga tinggi. Orang pasti akan berfikir bahwa jika
IPM suatu daerah rendah maka kemiskinan di daerah tersebut pasti tinggi karena
kualitas hidup masyarakatnya rendah. Orang miskin cenderung kesehatannya rendah
karena jika sakit tidak ada biaya untuk berobat, pendidikannya rendah karena
tidak ada biaya untuk sekolah dan pengeluaran juga rendah karena tidak ada uang
untuk berbelanja.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) Tahun 2015 IPM Kabupaten Tolitoli 62,72 berada diurutan ke-12 dari 13
Kabupaten/Kota Se Provinsi Sulawesi Tengah. Akan tetapi kemiskinan Kabupaten
Tolitoli 13,64 persen berada diurutan ke-4 dari 13 Kabupaten/Kota. Jika
dibandingkan dengan kabupaten lain misalnya kabupaten Poso IPMnya 68,13 berada
diurutan ke-3, akan tetapi kemiskinannya 18,16 persen berada diurutan ke-12.
Berbeda dengan kota palu IPM dan kemiskinan sudah sesuai yaitu IPM 79,63 paling
tinggi se provinsi Sulawesi tengah sehingga berdampak pada angka kemiskinannya
paling rendah yaitu 7,42 persen. Sehingga dapat kita ketahui bahwa tak
selamanya jika suatu daerah IPMnya rendah maka kemiskinan juga akan tinggi. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut. Di kabupaten Tolitoli
masyarakat berpendidikan rendah belum tentu orang miskin. Meskipun
berpendidikan rendah masyarakat tolitoli mememiliki kualitas yang baik.
Sebagian besar masyarakat memiliki budaya kerja keras yang tinggi sehingga
kualitas hidupnya menjadi baik. Ada juga budaya dalam masyarakat, untuk apa
sekolah tinggi-tinggi yang penting tau cari uang dan menghitungnya sudah cukup.
Idealnya sih jika kemiskinan suatu daerah rendah maka IPM juga tinggi. Sehingga
masyarakat harus memiliki kesadaran dengan mendukung program-program pemerintah
dalam meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, dan pendapatan masyarakat.
Apabila hal ini dilakukan maka akan terwujud jika kemiskinan rendah maka IPM
akan tinggi.
Tak selamanya IPM rendah disuatu daerah
maka kemiskinan juga akan tinggi. Hal ini tergantung adanya kasus-kasus
tertentu atau adanya budaya tertentu dalam masyarakat. Sehingga adanya
kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan.
(I Made Budi
Hartawan, S.Si,
penulis adalah
Kasie Statistik Sosial
di Badan Pusat
Statistik Kab. Tolitoli)